Sabtu, 19 September 2015

Believe System


Saya mau mencoba membahas apa yg disebut sebagai "believe system".

Bahwa untuk menjadi percaya (kepada hal apapun) itu perlu proses.
Saya teringat dulu waktu saya masih SMP, tinggal di daerah Pasar Minggu, di dekat rumah saya ada sekelompok orang Kristen, rajin nyanyi-nyanyi, "kebaktian" di rumah. Sepertinya orang kristen normal saja.
Beberapa minggu kemudian, rumah tersebut digerebek polisi, dan ternyata mereka melakukan hubungan sex bebas dalam kebaktian. Mungkin kita masih ingat dulu kelompok yg disebut sebagai "COG" children of god. (Saya tulis god dgn "g" huruf kecil, karena memang tidak pantas kelompok itu memakai "G".)
Mereka yang melakukan itu sudah masuk kedalam apa yang saya sebut diatas sebagai "believe system"
Mereka mendengar seseorang "berkotbah", terpesona, percaya, dan kemudian tidak sadar bahwa sudah out of biblical direction.

Pada salah satu seminar, salah satu presenter, menyampaikan bahwa salah satu penggiat Hypergrace adalah "seseorang" di halaman sekian-sekian.
Di buku "Hypergrace", karangan Michael L. Brown, "seseorang" tsb namanya Joseph Prince.
Kalau anda mendengar bagaimana Joseph Prince berkotbah, anda pasti terpesona.
Charming, friendly, smart, etc. Lengkaplah.

Berdasarkan apa, kita bisa berkesimpulan bahwa JP itu penggiat hypergrace?
Bukankah oleh karena Scriptures? Firman Tuhan?
Bukan oleh karena fluent and charismatic preaching yang bisa menjamin seseorang berkata benar.
Kita terkadang gampang terpesona dan percaya bila mendengar seseorang berkata dengan penuh karisma dan pesona. Boleh saja.
Tetapi tetap kita harus mengujinya. Dengan apa?
Firman Tuhan

On top of that, believe is a dynamic process.
Kita bisa dulu percaya akan satu hal, kemudian berdasarkan apa yg kita pelajari kemudian, kita akan percaya kepada hal yang lebih tinggi pemahamannya, atau bahkan sangat berbeda.
Sebagai Contoh :
Dulu saya percaya betul bahwa Paskah itu terjadi setiap "Jumat Agung", dan kebangkitan Yesus terjadi pada Minggu subuh. Sekarang saya sangat yakin, bahwa tradisi itu sangat keliru, karena Tuhan Yesus disalibkan dan mati pada tanggal 14 Nisan/Aviv/Abib, dan bangkit tgl 17 Nisan, sebelum Sabat berakhir, tepat seperti yang Tuhan Yesus katakan pada Injil Matius 12:40. Tepat 3 hari 3 malam.
http://binsarsimangunsong.blogspot.co.id/2015/09/the-real-passover_18.html

Pengajaran yang keliru akan membawa dampak jumlah orang yang keliru bertambah secara eksponensial.
Maka dari itu, Alkitab menegaskan, bahwa seorang guru itu akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. (Yak 3:1).
Saya sangat sadar akan hal itu, karena saya tahu Tuhan memakai saya dalam pelayanan sebagai pengajar.
Maka dari itu, saya mengajak semua pengkotbah, pengajar, penyampai Firman Tuhan, entah itu di ibadah keluarga, ibadah raya, ibadah kantor, dsb. Stay with the scripture!
Jangan campur-campur ayat Firman Tuhan dengan YOUR OPINION !

Seringkali opini kita akan kita bawa dalam kotbah. Opini bisa dihasilkan oleh pendapat orang banyak, tradisi dan pemahaman kita sendiri yang belum tentu comply dengan Firman Tuhan
Tentunya, kita akan AGREE dengan opini kita itu. Iya kan ?
Pertentangan batin akan mulai terjadi saat kita dengar Firman Tuhan, dan ternyata berlawanan dengan "my believe system"
Disinilah biasanya akan terjadi scriptural twist. Firman Tuhan di pelintir, agar cocok dengan "my believe system" tadi.
Bagaimana menghadapinya? Mudah kah?
Tidak mudah.
Disinilah proses ketaatan itu diuji dan diasah.

Do you obey GOD Word because you comfortably agree with Thy Word, or you obey The Word because that is GOD Word?

Apakah anda mentaati Firman Tuhan karena hati anda "cocok" dengan bunyi Firman Tuhan itu, atau anda mentaatinya karena itu adalah Firman Tuhan ?

Saat Tuhan Yesus "berdebat" dengan iblis, Tuhan 3x berkata "Ada Tertulis".
HE is referring to GOD's Word.

I follow my Savior, Yeshua.
Ada tertulis...

Alkitab berkata seperti ini...
Ayatnya disini...
(Kalau perlu) Dalam bahasa aslinya, artinya ini...

May God bless you.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar